SMK Negeri 4 Sampit kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan mutu pendidikan vokasi melalui kegiatan Tindak Lanjut Pelatihan Terpusat Kewirausahaan untuk SMK: Membangun Jiwa Wirausaha dan Inovasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 3 Desember 2025 di Meeting Room SMK Negeri 4 Sampit, dipimpin oleh Rusli Haryanti, S.P., M.Pd. dan menghadirkan narasumber utama Wandi Herpiandi, S.Pd., M.Si.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Yuliana Widiyanti, S.Pd. dan dicatat oleh Nikmatus Sholichah, S.Pd.I., M.Pd., ini menjadi ruang penting bagi guru-guru dalam memperkuat kompetensi kewirausahaan melalui pendekatan pembelajaran yang lebih relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia kerja.





Dalam pemaparannya, Bapak Wandi Herpiandi menegaskan bahwa kewirausahaan bukan sekadar mata pelajaran, melainkan mindset dan paradigma baru pendidikan SMK. Ada dua perspektif utama yang harus dipahami:
- Kewirausahaan sebagai tujuan pendidikan SMK, yakni membentuk lulusan yang mampu bertahan dan sukses di tengah tantangan ekonomi dan dunia kerja yang terus berubah.
- Kewirausahaan sebagai upaya pemberdayaan, yaitu menghadirkan peluang bagi siswa untuk tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga menjadi pencipta lapangan kerja.
Realitas menunjukkan bahwa jumlah peluang kerja formal masih terbatas. Oleh karena itu, pemerintah mendorong sekolah untuk memperkuat pembelajaran kewirausahaan melalui mapel Kreativitas, Inovasi, dan Kewirausahaan (KIK), mapel keahlian, hingga program peminatan seperti SPW dan TEFA.
Pembelajaran kewirausahaan di sekolah harus dilakukan secara menyeluruh. Guru dituntut tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga membangun mindset, kreativitas, dan keberanian siswa dalam mengambil risiko.
Menurut narasumber, guru harus menjadi contoh nyata semangat kewirausahaan. Tantangan yang sering ditemukan adalah siswa hanya diminta “jualan” tanpa diberi pemahaman tentang proses berwirausaha secara utuh, seperti:
- melihat peluang,
- merancang produk,
- mengambil risiko,
- dan menciptakan nilai tambah.
Kreativitas menjadi keterampilan abad 21 yang sangat penting. Untuk menumbuhkan kreativitas, guru harus menghadirkan tantangan nyata melalui studi kasus dan problematika kehidupan di sekitar, bukan sekadar tugas rutin.
Narasumber menegaskan pergeseran kebutuhan kompetensi dunia kerja:
80% soft skill dan 20% hard skill.
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) mampu mengembangkan keterampilan tersebut. Kombinasi metode seperti:
- Inquiry Learning
- Discovery Learning
- Project Based Learning (PJBL)
- Collaborative Learning
dapat melatih siswa untuk mampu memecahkan masalah, berpikir kritis, dan menghasilkan solusi inovatif.
Contoh masalah yang bisa diangkat dalam pembelajaran:
- produk pertanian tidak panen sesuai teori,
- fenomena sosial yang berdampak pada proses kerja,
- kebutuhan pasar yang tidak terpenuhi.





Dalam pembelajaran kewirausahaan, pemilihan produk tidak boleh berdasarkan kemampuan siswa semata, tetapi harus melalui analisis kebutuhan konsumen dan standar kualitas seperti:
- SNI,
- kelayakan pangan,
- kelayakan pasar.
Analisis pasar merupakan langkah yang sangat penting agar siswa memahami proses bisnis secara realistis.
Kewirausahaan dijelaskan sebagai proses menciptakan, mengembangkan, dan mengelola usaha dengan tujuan memperoleh keuntungan dan melihat peluang.
Empat aspek penting jiwa wirausaha yang harus ditanamkan kepada siswa:
- Inovasi dan kreativitas
- Pengambilan risiko
- Penciptaan nilai
- Pertumbuhan dan ekspansi usaha
Narasumber menekankan bahwa seluruh pembelajaran harus berawal dari Capaian Pembelajaran (CP). Guru merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas, terpadu antara teori dan praktik, dan mengalir dalam satu kesatuan proses.
Model pembelajaran yang direkomendasikan:
- Design Thinking
- PJBL (sapu jagad)
- PBL
- Collaborative Learning
Sementara itu, alur pembelajaran kewirausahaan sebaiknya melalui tahapan:
- Membaca peluang usaha
- Perencanaan produk
- Pembuatan produk
- Pengemasan
- Hubungan industrial
- HAKI
- Pemasaran
- Distribusi
- Layanan purna jual
- Laporan keuangan
- Rencana usaha
Dengan alur tersebut, pembelajaran kewirausahaan tidak hanya menghasilkan produk, tetapi juga membekali siswa pengetahuan lengkap tentang proses bisnis.
Kegiatan tindak lanjut pelatihan ini menjadi bukti komitmen SMK Negeri 4 Sampit dalam mempersiapkan generasi muda yang kreatif, inovatif, dan berjiwa wirausaha. Dengan pembelajaran berbasis masalah, kreativitas, inovasi, dan penguatan CP, siswa SMK diharapkan mampu bersaing di dunia global dan menjadi agen perubahan yang memberi kontribusi nyata bagi masyarakat.

